Mungkin Yang Anda Cari Ada di Sini

Senin, 16 Agustus 2010

Change Summer School : Anak Muda Bicara Seksualitas

Mengumpulkan anak muda dalam satu forum nampaknya tidak terlampau sulit. Tetapi mengumpulkan anak muda dalam satu forum untuk bicara tentang seksualitas, wah, itu menjadi suatu upaya yang menarik dan penuh tantangan. Karena kurangnya pendidikan seks yang memadai di Indonesia, baik pada ranah formal maupun informal, anak muda biasanya bersikap kurang terbuka serta memiliki pengetahuan dan kesadaran yang minim mengenai seksualitas mereka. Hal inilah yang mendorong Change Magazine mengadakan kegiatan Summer School selama dua hari, 08-09 Juli 2010, di kantor Yayasan Jurnal Perempuan, Tebet, Jakarta Selatan.
Hari pertama Summer School diisi dengan sesi Dasar Fotografi oleh Mahatma Putra, fotografer Change Magazine yang aktif di Galeri Foto Jurnalistik Antara. Setelah itu, pada hari kedua diselenggarakan sesi Pendidikan Seks yang diisi oleh Shera Rindra M.P, Mariana Amiruddin, serta Firliana Purwanti (penulis the Orgasm Project). Pada sesi ini, sejumlah anak muda, baik pelajar maupun mahasiswa, berbagi pengalaman dan pendapat mereka mengenai seks dan seksualitas. Melalui sharing pengalaman ini, dapat dilihat bahwa banyak anak muda yang masih diperangkap dengan berbagai mitos mengenai tubuh, kecantikan, hingga keperawanan—meski mereka tidak menerima begitu saja, tetapi juga mengkritisi dan mempertanyakan mitos-mitos tersebut.
Adanya sesi diskusi yang santai membuat para peserta Summer School menjadi lebih terbuka dalam mengutarakan pendapat masing-masing. Diskusi juga memberikan pemahaman kepada para peserta mengenai konsep-konsep seperti patriarki, gender, hingga hetero dan homoseksualitas. Selain itu, Firliana Purwanti pun menjelaskan dengan rinci mengenai seksualitas sebagai suatu pengalaman yang unik bagi tiap-tiap individu, sehingga pada dasarnya tidak ada suatu seksualitas yang dianggap “normal” atau “tidak normal”. Shera dan Mariana pun menjelaskan bagaimana seks dan seksualitas dimaknai dan dikonstruksi di dalam masyarakat melalui berbagai norma adat, agama, dan budaya. Melalui paparan ini, para peserta diharapkan menjadi semakin paham bahwa seksualitas tidak seharusnya menjadi sesuatu yang dianggap tabu di dalam masyarakat. Bagi anak muda, seksualitas seharusnya dapat menjadi suatu hal yang dapat dibicarakan secara terbuka sehingga anak muda tidak memperoleh informasi yang simpang siur alurnya.
Ketika seks dapat dibicarakan dengan rasional, jauh dari beban moral dan belitan tabu, maka saat itulah anak muda dapat lebih memahami dan bertanggung jawab atas seksualitas mereka. Dan hal ini yang seharusnya dipahami tidak hanya oleh anak muda itu sendiri, tetapi juga oleh orang tua, pihak penyelenggara pendidikan, hingga pemerintah. ****


Maulida Raviola

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
web metrics