Mungkin Yang Anda Cari Ada di Sini

Kamis, 12 Agustus 2010

Aku, Logika dan Rasaku (Mencari Jawaban)



Aku termenung di depan bejana diri yang sarat dengan beragam pikiran dan bermacam bentuk hati. Pikiranku terpecah antara hidup dan mati sementara hatiku berusaha keras untuk bisa mendobrak terali besi. Perlahan aku membuka penutup bejana, kemudian melongokan kepala ke dalam bejana mencoba bercengkrama dengan mereka.

Aku dan Pikiran;

Aku : “benang apa ini?”

Pikiran: “itu benang hidupmu sendiri.”

Aku : “kok kusut sekali?”

Pikiran: “karena kamu belum menemukan apa yang sebetulnya kamu cari.”

Aku : “hmm, kamu tahu apa yang sebetulnya aku cari?”

Pikiran: “aku belum tahu pasti, tugasku hanya memecahkan apa yang diperintahkan oleh hati.”

Aku : “memangnya apa yang diinginkan oleh hati?”

Pikiran: “masih mencari-cari, sepertinya dia sendiri masih belum tahu apa yang sebetulnya dia butuhkan.”

Aku : “kok bisa begitu? Bukannya apa yang dikatakan oleh hati itu adalah apa yang sebetulnya sedang dia inginkan?”

Pikiran: “belum tentu, soalnya setiap hari selalu berganti-ganti.”

Aku : “hmm… kalau begitu berarti masih teka-teki dong, ya?”

Pikiran: “betul sekali, apa yang diinginkan oleh hati sampai saat ini masih menjadi misteri antara menjalani dan menikmati keindahan hidup serta mengumpulkan bekal apabila tiba saatnya mati nanti.”

Aku : “berat sekali, pantas saja dia sering tiba-tiba mati suri. Ternyata apa yang diinginkan oleh hati masih menjadi rahasia illahi.”


Aku dan Hati;

Aku : “kamu sedang apa?”

Hati: “aku sedang menyaring apa yang akan aku perintahkan kepada pikiran.”

Aku : “memangnya kamu tidak mencoba berdiskusi dulu dengan pikiran? siapa tahu dia bisa membantu mencarikan jalan yang terbaik buat kita semua.”

Hati: “pernah, dulu aku sering berdiskusi dengan pikiran. Tapi ujung-ujungnya bukan menemukan solusi malah membangkitkan bara di setiap sisi diri.”

Aku : “kok bisa begitu?”

Hati: “kenyataannya memang seperti itu, karena visi kami dalam mewujudkan misi hidup sangat berbeda.”

Aku : “berbeda? Berbeda di bagian yang mana? Bukannya misi kalian sama yaitu mewujudkan hidup tenang dan damai di masa sekarang dan masa depan?”

Hati: “misi kami memang sama tapi visi kami yang berbeda.”

Aku : “maksud?”

Hati: “tepatnya begini, dalam mewujudkan tujuan hidup aku tidak pernah bisa menampikan kehadiran sosok lain."

Aku : “ hmm… bisa tolong dijelaskan!”

Hati: “pendapatku; Kebahagiaan orang lain selalu menempati urutan lebih tinggi daripada kebahagian kita sendiri, sementara pikiran mempunyai pendapat yang berbeda. Dia hanya fokus pada kebahagiaan kita sendiri dan selalu menomor kesekiankan kebahagiaan orang lain.”

Aku : “bukannya memang harusnya seperti itu?”

Hati: “Aku tidak bisa seperti itu, karena bagiku kebahagiaan sosok lain merupakan salah satu bagian dari proses tercapainya ketenangan serta kedamaian hidup kita.”

Aku : “kok bisa begitu? Apa hubungannya?”

Hati: “itulah yang sampai saat ini belum aku temukan jawabannya. Yang aku tahu, aku tidak pernah sanggup mengunyah apalagi menelan setiap makanan lezat yang aku dapat tanpa berbagi dengan sosok lain. Rasa kenyang bisa aku dapat apabila sudah bisa melihat sosok lain kenyang juga.”

Aku : “hmm… aku gak ngerti maksud kamu, kalau kita tidak makan bagaimana kita bisa merasa kenyang?”

Hati: “Persis! Itu yang selalu ditanyakan oleh pikiran dan aku belum mempunyai jawaban yang tepat untuk pertanyaan tersebut.”

Aku : “Waduh! Susah dong, bagaimana kalian bisa sejalan kalau logika dan rasa bertentangan terus.”

Hati: “entahlah, aku juga masih berusaha keras untuk terus mencari tahu jawaban atas segala pertanyaan yang belum bisa aku temukan jawabannya itu.”

Aku : “baiklah, kalau begitu jangan menyerah dan jangan mudah kalah. Segala sesuatu pasti ada pasangannya, sesulit apapun sebuah pertanyaan pasti ada jawabannya. Tetap semangat, ya.”


Kututup bejana diri dengan menyisakan satu keyakinan bahwa kebahagiaan yang sesungguhnya bukan datang dari luar. Ketenangan merupakan kunci utama dari kebahagiaan itu sendiri. Ketenangan akan bisa terwujud apabila hati dan pikiran sudah bisa berdamai.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
web metrics