Mungkin Yang Anda Cari Ada di Sini

Kamis, 12 Agustus 2010

Aku dan bisikan bumi (Tak ada yang abadi)


Kuikuti senandung hati
melewati hutan karet dan jati
berderet rapi dengan bentangan garis tepi
bertabur tebaran daun kering
gugur dan terbang ke sana dan ke mari
gemerisik bergabung bersama bisikan bumi
terikat oleh adanya sistem hakiki
serta norma yang menjadi pengadilan tertinggi
bahwa ia akan pudar, menguap, menghilang dan lalu mati
segala ciptaannya sudah pasti tidak ada yang abadi

haruskah aku singirkan segala rasa di dalam diri
karena rasa takut kalau akhirnya tidak bisa memiliki
memiliki satu hati yang menghadirkan semangat dalam diri
atau dibangunkan ke dalam roh ulat atau melati
sampai tiba kembali masanya untuk reankarnasi
sehingga aku bisa membangun taman sendiri
taman impian asri dan abadi dipenuhi aroma melati
di mana aku bisa mendekap utuh rasa yang selalu penuhi hati
tanpa bayangan ketakutan akan diadili, dicerca dan dimaki
karena telah menjatuhkan pilihan mengikuti kata hati

entahlah aku sendiri tidak tahu pasti
siapa yang akan temaniku menjelang mati
peristiwa apa lagi yang akan terjadi nanti
suka dan lara terhembus oleh masa
tiada dan ada bertentangan diantaranya
tak ada yang bisa menampikan kehendaknya
sekuat dan setegar apapun sebuah hati
lara adalah kegembiraan yang ingin disingkirkan
suka adalah lara yang selalu diimpikan
jelmaan beragam rasa sebagai manusia yang bukan dewa

kuikuti alunan dan dendang hati
melewati hutan karet dan jati
gemeretak dahan pepohonan dihembus semilir angin
segalanya wajar dan biasa dalam tanya kadaluarsa
berharap untuk tidak pernah mengharapkan
bermimpi untuk tidak pernah memimpikan
kehadiran dan juga ketidakhadiran
tak cukup lagi untuk selalu dipertanyakan
datang dan hilang silih berganti
kodrat alam yang tak bisa dipungkiri

malam ini kuterima satu lagi kepastian
yakin tidak yakin tak lagi mau aku pikir
kubiarkan mengalir tenang menyusuri hilir
hingga tiba masanya kembali tersingkir
sukmaku terbawa angin merapat pada sinar
akan tinggal atau pergi tak usah hirau gusarkan
jua datang masanya jika kembali dihadirkan
nikmati yang masih bisa dinikmati
rasakan yang masih sanggup dirasakan
takdir kita sudah terlanjur digariskan

kuikuti nyanyian tembang hati
melewati indahnya taman melati
dipayungi aneka warna pelangi
anggap saja kita adalah kupu-kupu,
tak menentu hinggap di dahan takdir
tak jelas akan hinggap ke mana dan di mana
maya dan nyata hanya kiasan kata belaka
semu dan bertemu selalu meninggalkan satu pesan
bawa serta kunang-kunang yang kita sembunyikan
sebagai kenangan saat alam pada akhirnya tak lagi mengijinkan



*terinspirasi dari puisi tetangga “senandung hutan jati” yang sudah lupa asalnya dari mana

1 komentar:

  1. mengutip kata bijak yang selalu mengikuti kata hati

    BalasHapus

Subscribe via email

Enter your email address:

Delivered by FeedBurner

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...
web metrics