Sudah tiga hari aku sibuk mencari-cari
mencari penyebab aku cuti meliukan jemari
kutelan sisa roti, kuteguk kopi lalu aku berdiri
sesaat gemerincing kunci terdengar nyaring sekali
kuputar anak kunci, kubuka lemari, kutarik gagang laci
kuaduk dan kutumpahkan pernak-pernik penghuni
ludes, kini laci sudah tidak lagi berpenghuni
tapi yang kucari masih saja tak kutemui
Ke mana lagi aku harus mencari?
di mana kah gerangan dia sembunyi?
sudah hampir satu minggu ini aku semedi
tak juga kutemukan ada tanda yang mendekati
aku tak bisa mengingat apa saja yang terlewati
kupejamkan mata dan kurapatkan sepuluh jemari
di dalam hening yang sudah ditinggalkan mimpi
bibir bergerak pelan merapalkan jampi-jampi
Simsalabim... Abrakadabra... Alakazam...
Hufh! tunggu dulu! bunyi apaan tuh?
berisik sekali, sepertinya dari bawah lemari
kedua mata mengernyit, jidat mengedip genit
kucoba mengintip dan mencari tahu yang terjadi
kutekuk kaki dan kudengarkan sumber berisik tadi
sepintas kulihat ada sesuatu bergerak lincah sekali
memantul ke setiap dinding di bawah lemari
kuambil korek api dan kucoba menerangi
Hey! Ini dia yang sedang aku cari
di sini rupanya tempat dia bersembunyi
setelah kelimpungan mencari ke sana ke mari
ternyata dia sengaja main petak umpet di tempat ini
di bawah rongga lemari yang gelap dan pengap sekali
kuulurkan jemari, kurengkuh dan kudekatkan dia ke hati
pantas saja beberapa hari ini aku mendadak autis sekali
ternyata pundi ingatanku bersembunyi di bawah lemari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar